Rabu, 28 Maret 2012

Prinsip Komunikasi

Semua metode komunikasi memiliki 3 elemen umum :
1.    Sumber/pengirim pesan, dapat berupa orang atau peralatan elektronik yang ingin mengirimkan pesannya dengan individual lain atau peralatan lain
2.    Tujuan/penerima pesan, menerima dan menerjemahkan pesan yang telah dikirimkan
3.    Kanal/channel, menyediakan jalur agar pesan dapat dilewatkan dari sumber ke tujuan
Dalam percakapan antara dua orang, sebenarnya terdapat banyak aturan atau protokol, yang harus ditaati oleh kedua belah pihak agar sukses dalam penyampaian pesan.
Beberapa contoh aturan yang tak tertulis tersebut antara lain :
•    Kejelasan mengenai siapa pengirim dan siapa penerima
•    Kesepakatan akan media yang dipakai. (face-to-face, telepon, surat apa foto ?)
•    Pendekatan model komunikasinya. (omongan, tulisan, gambaran, interkatif apa cukup satu arah ?)
•    Bahasa yang sama – sama dipahami.
•    Struktur kalimat dan tata bahasanya
•    Kecepatan dan waktu pengiriman pesan

Aturan/protocol komunikasi bersifat khusus, artinya tergantung dari spesifikasi dari sumber, kanal dan tujuan, jenis komunikasi yang dilakukan. Aturan yang dipergunakan dalam berkomunikasi melalui sebuah media misal panggilan telepon, tidak sama dengan aturan berkomunikasi menggunakan media lain semisal surat menyurat. Faktor pada protocol komunikasi antara lain :
1.    Encoding (Pengkodean)
Encoding adalah sebuah proses konversi data menjadi kode yang unik berupa sinyal, cahaya, atau pulsa listrik untuk ditransmisikan. Decoding adalah kebalikan proses dari encoding yaitu membongkar kode yang unik tersebut untuk diterjemahkan menjadi data yang memiliki arti. Pesan yang dikirimkan di jaringan komputer awalnya dikonversi ke dalam bit – bit oleh komputer pengirim. Tiap bit tersebut dikodekan dalam pola sinyal, cahaya atau pulsa listrik tergantung media yang dipakai. Komputer penerima men-decode-kan sinyal tersebut untuk diterjemahkan menjadi pesan yang memiliki arti.
2.    Message format (Bentuk Pesan)
Ketika sebuah pesan dikirimkan, maka pesan tersebut harus menggunakan format atau struktur tertentu tergantung dari jenis pesan dan saluran/kanal yang digunakan dalam pengiriman pesan tersebut. Contoh sederhana adalah pada proses pengiriman surat. Sebuah surat harus mengikuti format tertentu seperti harus adanya :
•    Identitas Penerima
•    Salam Pembuka
•    Isi Surat
•    Identitas Pengirim
•    Prangko
3.    Encapsulation (Pembungkusan)
Contoh pengiriman surat tadi dapat menjadi analogi bagi proses encapsulation. Bahwa sebelum dikirimkan, kertas surat tersebut dimasukkan ke dalam amplop. Encapsulation adalah sebuah proses menempatkan sebuah format pesan tertentu (contoh: kertas surat) ke dalam format pesan yang lain (contoh: amplop). De-encapsulation adalah kebalikan proses encapsulation yaitu membuang bungkus untuk mengambil isinya.
4.    Message size (Ukuran Pesan)
Ketika seseorang berkomunikasi dengan sesama, biasanya informasi yang akan disampaikan dipecah menjadi beberapa kalimat sederhana yang lebih mudah dipahami oleh lawan bicara. Komunikasi di jaringan komputer demikian pula adanya. Frame yang terlalu panjang akan di pecah menjadi beberapa frame yang lebih kecil. Hal ini dikenal pula dengan istilah Fragmentasi.
5.    Timing (Pewaktuan)
Salah satu faktor penentu dari keberhasilan penyampaian pesan adalah waktu. Dalam berkomunikasi kita menggunakan ukuran waktu untuk menghitung kapan kita bicara, seberapa cepat kita bicara, dan seberapa lama waktu yang diperlukan untuk menunggu sebuah respon.
6.    Message pattern (Pola Pesan)
Host pada jaringan menggunakan pola pesan dalam berkomunikasi.
•    Pola pesan One-to-one dikenal dengan unicast, artinya hanya terdapat satu tujuan penerima pesan.
•    Pola pesan One-to-many, dikenal dengan multicast. Multicasting adalah pengiriman pesan yang sama ke sebuah group komputer tujuan secara simultan.
•    Jika semua host di jaringan ingin menerima pesan di waktu yang sama, maka pola broadcast digunakan. Broadcasting menghadirkan pola pesan one-to-all.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar